Senin, 16 April 2012

CINTA DAN PERKAWINAN



Plato adalah murid Socrates yang terbaik.
Idenya tentang dunia ideal membuat sebagian sejarawan berpendapat bahwa ada
kemungkinan ia sudah berkenalan/mengenal dengan agama  tauhid sebelum atau
semasa ia menyusun alur filosofi-nya.Salah seorang muridnya yang  terkenal adalah Aristoteles.

======================================================

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa  itu cinta, Guru?
Bagaimana saya bisa  menemukannya?

Gurunya menjawab :
"Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu ke sana dan tanpa boleh  mundur kembali,
kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan,
artinya kamu telah  menemukancinta".

Plato pun berjalan, dan tidak berapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa  membawa  apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak  membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Saya hanya boleh membawa  satu ranting saja, dan saat berjalan pun tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya saya  telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi saya tak tahu apakah ada  ranting yang lebih menakjubkan lagi di depan sana,  jadi saya tak mengambil ranting tersebut. Saat saya melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru saya sadari bahwa ternyata ranting- ranting yang saya temukan kemudian tidak sebagus  ranting yang tadi, jadi tak saya ambil sebatangpun  pada akhirnya"

Gurunya kemudian menjawab " Jadi itulah  cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan?
Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya pun menjawab:
"Ada hutan yang sangat lebat didepan sana.Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali
(menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja.
Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang  paling tinggi,
artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama,  ia kembali dengan membawa sebatang pohon.
Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/ subur,  dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa  saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong  pohon yang seperti itu?"

Plato pun menjawab,
"Sebab berdasarkan pengalaman saya sebelumnya setelah menjelajah hampir setengah hutan,
 ternyata saya kembali dengan tangan kosong. Jadi di kesempatan pertama saya lihat pohon ini,
 dan saya rasa tidaklah jelek-jelek amat, jadi saya putuskan untuk menebangnya dan
 membawanya kesini. Saya tidak mau menghilangkan kesempatan  untuk mendapatkannya"

Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya.  Itulah perkawinan"

___________________________________________

A little note:

Cinta itu semakin dicari, hasilnya semakin tidakditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati,
disaat dapat menahan keinginan dan harapan yang berlebih.

Ketika muncul pengharapan dan keinginan
yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan..
dan tiada sesuatu pun yang  didapat.

Dan kesedihan lainnya Waktu dan Kesempatan
tidak dapat diputar /kembali. Kita harus melangkah
kedepan..tidak bisa berbalik ke belakang. Tidak
ada kesempatan lagi.   SoTerimalah cinta apa adanya



source email   28 februari 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar