Kamis, 19 April 2012

Dia mengenal kepribadianku



Dia mengenal kepribadianku

Meskipun tidak pernah didefinisikan secara resmi dalam buku manapun,
istilah "soulmate" digunakan oleh banyak orang seolah-olah kita semua 
memiliki pengertian yang sama. Beberapa definisi dari "soulmate" adalah 
seseorang yang...Mempunyai latar belakang yang sama dengan Anda.
Berpikir seperti Anda. Mengerti tentang Anda. Mengenal Anda bahkan 
sebelum dia benar-benar mengenali Anda. 
Mengenal Anda lebih baik daripada Anda sendiri.

Anda sudah bisa berbicara panjang lebar dengannya bahkan saat 
pertemuan pertama. Mempunyai ketertarikan dan hobi yang sama dengan Anda.
Yang lain mengatakan bahwa "soulmate" itu...
Dapat melihat sampai ke hati Anda yang paling dalam. 
Seperti setengah dari bagian diri Anda.
Pasangan yang sangat cocok untuk Anda.
Seperti kembaran Anda atau lawan Anda.
Adalah satu-satunya pasangan yang paling tepat untuk Anda.
Dengan cepat bisa terhubung dengan Anda.

Jika Anda berpikir bahwa hanya ada 1 orang di luar sana yang benar-benar 
tepat bagi Anda, Anda akan lebih tergoda untuk cepat-cepat menikah 
saat Anda mengira Anda telah menemukan orang itu. 
Ada banyak bukti bahwa kenyataannya ada beberapa orang di dunia ini 
yang dapat menjadi pasangan yang tepat bagi Anda. 
Resiko dari berpikir sebaliknya adalah, saat Anda yakin Anda telah menemukan
sang pasangan jiwa, Anda mengabaikan semua kepekaan dan akal sehat,
serta termotivasi untuk segera menikahi orang itu. Beberapa orang percaya akan 
adanya pasangan jiwa karena pengalaman masa lalu mereka, 
"Hubunganku dengan mantanku tidak berhasil karena dia bukan soulmate-ku... 
sekarang aku akan berusaha menemukan pasangan jiwaku yang sesungguhnya..."

Karena Anda percaya bahwa ada yang namanya pasangan jiwa di dalam "dunia" 
Anda, Anda mempunyai beberapa dugaan dalam pikiran Anda. 
Beberapa orang mencari lawan jenis yang mirip dengan mereka. 
Yang lain percaya bahwa seseorang itu adalah pasangan jiwanya 
jika si lawan jenis mempunyai kesamaan latar belakang, pemikiran, 
dan sudut pandang. Yang lain lagi masih percaya bahwa 
mereka akan secara intuitif  mengenali pasangan jiwa mereka melalui 
"ketersambungan" mereka dengan lawan jenis mereka. 
Kenyataannya, mempunyai banyak kesamaan atau kemiripan 
memang sangat relevan dalam sebuah pernikahan yang sukses. 
Namun masalahnya muncul ketika Anda menjalankan misi untuk 
menemukan seseorang yang mempunyai satu atau beberapa kemiripan 
atau karakter tertentu, dan Anda menganggapnya sebagai tanda untuk menikah.

Berusaha menemukan pasangan yang tepat adalah permulaan yang bagus, 
tapi seseorang itu mempunyai banyak sisi. Anda tidak bisa menilai seseorang itu 
tepat untuk Anda hanya karena dia mempunyai beberapa kesamaan atau kelihatannya 
begitu "tersambung" dengan Anda. Anda membutuhkan waktu untuk mempelajari
dan mengenali semua aspek lainnya, seperti perbedaan-perbedaan di antara Anda, 
kebiasaan dan keunikan yang dimilikinya, nilai-nilai hidupnya, 

mimpi dan tujuannya, pendapatnya, kecocokannya dengan Anda dalam 
area-area tertentu,dan lain-lain. Jangan terjatuh dalam jebakan "mentalitas soulmate" 
dan mengira bahwa seseorang adalah pasangan jiwa Anda hanya 
berdasarkan kesan-kesan semata. Pandangan bahwa dua orang yang hanya
mempunyai setengah (masing-masing belum utuh) akan menjadi utuh 
setelah mereka bersatu, juga banyak menipu orang. 

Bayangkan saja seperti 2 gelas yang masing-masing hanya berisi air setengahnya.
Untuk membuat 1 gelas penuh, 1 gelas lainnya harus menjadi kosong. 
Mereka tidak menjadi utuh. Hanya 2 orang yang utuh-lah yang akan tetap 
utuh saat mereka bersatu. "Utuh" di sini dapat meliputi: sehat secara mental,
sudah menutup lembaran hubungan sebelumnya dan siap membuka lembaran baru, 
sudah pulih dari luka-luka batin masa lalu dan masalah emosional yang berat, 
dan lainnya. Intinya, seseorang yang utuh mengetahui siapa dirinya di dalam Kristus,
mengetahui bahwa dia ada di dunia ini untuk suatu tujuan, 
dan menempatkan Tuhan sebagai Sumber utama dalam hidupnya.

Lagipula, bagaimana kita bisa mengenali faktor-faktor negatif dari dia jika 
dari awal kita sudah menyimpulkan bahwa dialah soulmate kita? 
Jika Anda membuat kesimpulan secepat itu, Anda berasumsi bahwa semua
aspek yang lain tidak relevan atau akan bekerja dengan sendirinya secara ajaib.
Lalu, bagaimana caranya menguji apakah kita sudah siap untuk membuka 
lembaran baru dan apakah kita berada dalam resiko untuk terjebak dalam
"mentalitas soulmate" ini? Apa saja tips untuk menghindari jebakan 
"mentalitas soulmate"?

Pandangan bahwa dua orang yang hanya mempunyai setengah
(masing-masing belum utuh) akan menjadi utuh setelah mereka bersatu, 
juga banyak menipu orang. Bayangkan saja seperti 2 gelas yang 
masing-masing hanya berisi air setengahnya. Untuk membuat 1 gelas penuh,
1 gelas lainnya harus menjadi kosong. Mereka tidak menjadi utuh
Hanya 2 orang yang utuh-lah yang akan tetap utuh saat mereka bersatu.
"Utuh" di sini dapat meliputi: sehat secara mental, sudah menutup lembaran hubungan
sebelumnya dan siap membuka lembaran baru, sudah pulih dari luka-luka batin masa lalu
dan masalah emosional yang berat, dan lainnya. Intinya,
seseorang yang utuh mengetahui siapa dirinya di dalam Kristus, 
mengetahui bahwa dia ada di dunia ini untuk suatu tujuan, 
dan menempatkan Tuhan sebagai Sumber utama dalam hidupnya.

Lagipula, bagaimana kita bisa mengenali faktor-faktor negatif dari dia jika dari awal kita sudah menyimpulkan bahwa dialah soulmate kita? Jika Anda membuat kesimpulan secepat itu, Anda berasumsi bahwa semua aspek yang lain tidak relevan atau akan bekerja dengan sendirinya secara ajaib. Lalu, bagaimana caranya menguji apakah kita sudah siap untuk membuka lembaran baru dan apakah kita berada dalam resiko untuk terjebak dalam "mentalitas soulmate" ini?
 
Apakah Anda berada dalam resiko?
Mencari seorang soulmate bisa jadi berbahaya. Apakah Anda...
Mempunyai "mentalitas soulmate"?
Percaya bahwa Anda akan mengenali pasangan jiwa Anda pada menit pertama Anda bertemu dengannya?
Mencari calon pasangan yang baru dengan satu kriteria utama, yang mungkin berlawanan dengan yang dimiliki mantan pasangan Anda?
Berpikir bahwa hanya ada 1 orang di dunia ini yang benar-benar tepat untuk Anda, dan Anda sedang berada dalam misi untuk menemukan dia?
Mempunyai beberapa kriteria untuk pasangan yang ideal atau formula yang mudah untuk mengetahui siapa yang akan menjadi pasangan jiwa Anda?
Berikut ini beberapa tips untuk membantu Anda menghindari jebakan mitos soulmate.
Perbarui pikiran Anda. Jika Anda mempunyai "mentalitas soulmate", didik diri Anda sendiri tentang resiko-resikonya. Satu cara untuk melakukan ini adalah membaca dan membaca ulang kisah-kisah nyata tentang mereka yang sudah lebih dari sekali bercerai, yang dengan naif mencari soulmate mereka hanya untuk pada akhirnya merasa kecewa lagi karena mereka menolak untuk melihat atau mengenali masalah apapun setelah mereka memutuskan bahwa seseorang adalah pasangan jiwa mereka.
Jangan mencari seseorang yang mirip atau berlawanan dengan mantan pasangan Anda. Menemukan pasangan yang mempunyai kesamaan latar belakang atau pengalaman bukanlah jaminan bahwa Anda berdua adalah pasangan yang tepat untuk satu sama lain. Sebaliknya juga demikian, hanya karena seseorang tidak mempunyai kebiasaan buruk atau hal-hal buruk yang dimiliki mantan Anda (misalnya, minum-minum, berteriak, boros, control freak, dan sebagainya), bukan juga berarti dia adalah orang yang tepat bagi Anda. Daftarlah masalah-masalah dari hubungan Anda sebelumnya dan pastikan bahwa itu tidak menjadi satu-satunya kriteria yang Anda gunakan untuk mencari pasangan masa depan.
Jangan mencari pasangan yang tidak sepadan. Jika Anda memilih seseorang yang mempunyai perbedaan krusial dalam iman dan kepercayaan dengan Anda, itu akan menjadi masalah besar setelah masa bulan madu berakhir. Ketika kepercayaan paling mendasar Anda bertentangan, cepat atau lambat Anda akan melihat pemisahan yang memimpin kepada akhir dari pernikahan itu sendiri. Ketidaksetujuan atas perbedaan kepercayaan mendasar ini bahkan akan semakin meruncing saat anak-anak hadir dalam keluarga Anda.
Ijinkan lebih banyak waktu untuk berkencan. Keputusan yang cepat tentang seorang pasangan jiwa bisa diatasi jika Anda berkencan dengan seseorang untuk saling mengenal lebih dalam paling tidak selama beberapa tahun sebelum menikah. Waspada dan kenalilah masalah-masalah yang muncul dan juga hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai "lampu merah".
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar